Blogger Widgets

Selasa, 10 Februari 2015

Makalah Pengelolaan Usaha Pemasaran

PERENCANAAN DAN ANALISI PASAR


Tugas mandiri
Mata Pelajaran : Pengelolaan Usaha Pemasaran




Disusun Oleh :
M Alwin Maulana
M Fiki Nugraha
M Ronanda
M Alvin




Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kusuma Bangsa Bogor
JL. Raya Ciapus, Ciomas, Kotabatu (Belakang Komplek Badak Putih), 16610, Indonesia
Tlp. +62 251 8487725


KATA PENGANTAR
  Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
Penulis sangat tertarik untuk mengajukan Judul : PERENCANAAN DAN ANALISIS PASAR
  Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik.
  Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.

Bogor, 11 Feb 2015

Penyusun









DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………….
BAB 1 PEMBAHASAN
  I.        Introduction…………………………………………………………………………………………..
II.        Corporate mission…………………………………………………………………………………
III.        Swot analysis………………………………………………………………………………………
IV.        Corporate objectives………………………………………………………………………………
V.        Corporate growth strategy………………………………………………………………………..
VI.        Sbu marketing strategy/portfolio analysis………………………………………………………
VII.        Introduction to portfolio models…………………………………………………………………
VIII.        The boston consulting group’s growth–share matrix – the bcg mode……………………..
IX.        General electric market attractiveness – business position matrix (ge matrix)……………
X.        International portfolio analysis……………………………………………………………………
XI.        Portfolio analysis of supplier relationships…………………………………………………….
BAB 2 PENUTUP

  I.        Kesimpulan………………………………………………………………………………….
BAB 1 PEMBAHASAN
1.    INTRODUCTION
Pendekatan strategi pemasaran memiliki banyak keuntungan. Pertama, strategi menekankan membantu organisasi mengarahkan dirinya sendiri kepada faktor-faktor eksternal kunci misalnya pelanggan dan persaingan. Daripada memproyeksikan tren masa lalu, tujuan kita adalah membangun strategi market driven yang mencerminkan keprihatinan pelangga. Perencanaan strategis juga cenderung mengantisipasi perubahan lingkungan. Kedua, strategi pemasaran mendorong anda untuk melakukan peninjauan jangka panjang.
2.    CORPORATE MISSION
Organisasi yang baik adalah yang memiliki mission statement yang memberikan arah yang jelas kepada karyawannya dan membantu mengarahkan mereka untuk memenuhi potensi perusahaan. Mission statement harus menspesifikasikan domain bisnis dimana organisasi berencana untuk  beroperasi. Agar berguna, mission statement perusahaan harus memenuhi kriteria: a) definisi bisnis harus tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit; b) definisi bisnis harus mencakup tiga dimensi yang dikatakan  Abel (1980) sebagai ‘domain bisnis’. Tiga dimensi ini adalah kelompok pelanggan harus dilayani, kebutuhan pelanggan harus dipenuhi, dan teknologi yang digunakan.
3.    SWOT ANALYSIS
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats)  adalah suatu teknik yang dirancang khusus untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan perusahaan. Analisis SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Secara internal, kerangka kerjanya menguraikan kekuatan dan kelemahan pada dimensi kunci misalnya kinerja keuangan dan sumber daya; sumber daya manusia, fasilitas dan kapasitas produksi; pangsa pasar; persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, harga dan ketersediaan produk; organisasi komunikasi . Penilaian terhadap lingkungan eksternal termasuk informasi pasar (pelanggan dan persaingan), kondisi ekonomi, tren sosial, teknologi dan peraturan pemerintah. Ketika semua dijalankan dengan benar, analisis SWOT dapat mengarahkan proses pembuatan rencana strategis yang baik. Analisis SWOT dapat bermanfaat dalam menemukan keunggulan strategis yang dapat dieksploitasi dalam strategi pemasaran perusahaan.
Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi manager dalam membuat strategi pemasaran; 1) simplicity: analisis SWOT tidak memerlukan training khusus atau etrampilan teknis; 2) collaboration: karena sederhananya, analisis SWOT  mendorong adanya kerjasama dan pertukaran informasi antara manager dari area fungsional yang berbeda; 3) flexibility: dapat membesarkan kualitas perencanaan strategi organisasi meskipun tanpa sistem informasi pemasaran; 4) integration: analisis SWOT dapat berhubungan dengan berbagai macam sumber informasi.
Syarat bagi analisis SWOT efektif dan produktif adalah Sejauh mana perusahaan menerima manfaat penuh dari analisis SWOT akan bergantung pada bagaimana kerangka kerjanya digunakan. Jika dikerjakan dengan benar, SWOT dapat menjadi katalis yang kuat untuk proses perencanaan. Jika dikejakan dengan salah, akan menjadi sia-sia dari segi waktu dan sumber daya lainnya. Agar analisis SWOT memberikan manfaat, maka anda harus: tetap fokus (stay focused); bekerja sama dengan area fungsional lainnya ( collaborate with other functional areas);  teliti isue dari perspektif pelanggan (research issues from the customer’s perspective); dan  pisahkan isue internal dari isue eksternal (separate internal issues from external issues).
SWOT-driven strategic marketing planning; Ada 2 tahap dalam analisis SWOT (lihat Figure 7.2). Dalam proses ini, penilaian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilakukan dengan melihat produk saat ini. Manager juga harus menilai proses bisnis yang menjadi kunci dalam memenuhi masalah pelanggan. Tahap 1, memadukan kekuatan dan peluang; kunci keberhasilan mencapai tujuan perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan mentransform kekuatan kunci menjadi kemampuan dengan memadukannya dengan peluan dalam lingkungan pemasaran. Kemampuan dapat menjadi keunggulan kompetitif jika memberikan nilai lebih baik dari yang ditawarkan pesaing. Tahap 2, merubah kelemahan dan ancaman; perusahaan dapat merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan bahkan kemampuan, dengan investasi strategis pada area kunci (misalnya R&D, dukungan pelanggan, promosi, pelatihan karyawan) dan dengan menghubungkan area kunci lebih efektif (misalnya menghubungkan sumber daya manusia dengan pemasaran). Begitu juga dengan ancaman, dapat dirubah menjadi peluang jika sumber daya yang tepat tersedia.

4.    CORPORATE OBJECTIVES
Dalam menetapkan tujuan, perusahaan harus mempertimbangkan pertanyaan: kemana tujuan  kita dan kapan  kita tiba di tujuan? Tanpa jawaban terhadap pertanyaan ini, perusahaan dapat disebut sebagai kapal tanpa kompas; dapat bergerak tetapi kurang jelas arah yang dituju. Lebih spesifik lagi, tujuan harus memberikan arah perusahaan; tanpa tujuan, perusahaan kekurangan alat untuk fokus dan mengelola organisasinya; membantu perusahaan memperolah konsistensi antara berbagai level pengambilan keputusan, dan antara fungsi yang berbeda; membantu mendorong individu untuk mencapai tujuan; dan memberikan pengawasan perusahaan.
5.    CORPORATE GROWTH STRATEGY
Strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang harus dikembangkan secara spesifik untuk setiap SBU. Market penetration, product development, market development and diversification merupakan  4 strategi produk dasar (Figure 7.4) untuk menutupi planning gap.
.
Market penetration adalah  strategi yang paling sering digunakan  adalah menempatkan produk eksisting kedalam pasar eksisting dan berusaha untuk mencapai kenaikan pangsa pasar. Dua cara ini dapat diperoleh dengan menaikkan penjualan dari pelanggan eksisting dan dengan menemukan pelanggan baru dalam pasar yang sama. Strategi ini berarti membujuk pengguna untuk menggunakan lebih banyak produk dalam berbagai kegiatan, mungkin dapat menggantikan pesaing tidak langsung. Market development, ini memerlukan pemasaran produk sekarang ke kelompok pelanggan baru dan daerah baru. Product development, strategi ini berkaitan dengan modifikasi produk atau jasa misalnya kualitas, gaya, penampilan atau ragamnya.Diversification merupakan  pengembangan produk baru untuk pasar baru. Opsi ini paling berisiko, khususnya ketika strategi masuknya tidak didasari pada kompetensi dasar bisnis itu.
6.    SBU MARKETING STRATEGY/PORTFOLIO ANALYSIS
Definisi unit analisis bagi perencanaan portfolio adalah tahap kritis dan sering tidak dijalankan dengan baik. Komponen perusahaan menyangkut analisis portfolio atau bisnis disebut strategic business units (SBU). Idealnya, SBU memiliki karakteristik berikut ini: pasar yang homogen untuk melayani dengan teknologi yang terbatas; pasar produk unik; pengawasan terhadap faktor-faktor yang diperlukan bagi keberhasilan kinerja; bertanggung jawab atas profitabilitasny.
Product Life Cycle (PLC)
Sehubungan dengan model portfolio, pesan penting yang disampaikan PLC kepada managemen adalah adanya arus kas. Model ini memberikan peringatan yang jelas bahwa peluncuran brand baru memerlukan investasi besar yang tidak habis dari saat peluncuran hingga akhir fase pertumbuhan, yang bisa saja menjadi lebih lama dari biasanya.  Semakin berhasil brand baru, maka semakin besar investasi yang dibutuhkan.
7.    INTRODUCTION TO PORTFOLIO MODELS
Pemasaran relationship  berupaya untuk melibatkan dan mengintegrasikan pelanggan, suplier dan parner lainnya kedalam pengembangan kegiatan pemasaran perusahaan . Model portfolio – dasarnya yang ada dalam  teori portfolio Markowitz’s (1952) menyangkut investasi ekuitas managemen. Sejak itu, model portfolio digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, khususnya pada level SBU. Model portfolio telah digunakan dalam perencanaan strategis dan pemasaran, tetapi aplikasinya dalam pembelian dibatasi. Namun, hal ini telah berubah, manajemen pengadaan telah menjadi lebih strategis lagi.
8.    THE BOSTON CONSULTING GROUP’S GROWTH–SHARE MATRIX – THE BCG MODE
Salah satu model portfolio yang paling terkenal adalah matrik pertumbuhan – pangsa pasar (growth–share matrix) yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group pada tahun 1960an.  Matriks Boston ini menawarkan peta kekuatan dan kelemahan produk organisasi seperti  arus kas. Beralasan bahwa indikator utama perputaran kas adalah pangsa pasar, dan tingkat pertumbuhan pasar merupakan indikasi penggunaan kas. Figure 7.7 menunjukkan Matriks Boston. Perlu diingat bahwa asumsi kunci dalam matriks adalah harapan bahwa posisi produk dalam pasar akan berubah seiring berjalannya waktu. Asumsi ini berhubungan dengan pemikiran product life cycle.
Figure 7.7 memperlihatkan satu contoh matrik pangsa/pertumbuhan dimana 6 product line (A-F) membuat portfolio. Lingkaran pink menunjukkan posisi sekarang, dan lingkaran biru menunjukkan posisi masa datang. Area lingkaran proporsional terhadap kontribusi produk bagi volume penjualan. Figure 7.7 juga memperlihatkan 2 faktor yang menegaskan pendekatan BCG. Pangsa pasar digunakan karena itu menjadi indikator kemampuan produk menghasilkan uang; pertumbuhan pasar digunakan karena itu menjadi indikator syarat keuangan produk.
Market growth rate adalah aksis vertikal menunjukkan dampak tingkat pertumbuhan pasar pada arus kas. Relative market shares adalah aksis horisontal menggambarkan pangsa pasar relatif. Istilah pangsa pasar relatif diukur secara relatif dari pesaing paling besar.  Market growth ratemerupakan  aksis vertikal menunjukkan dampak tingkat pertumbuhan pasar pada arus kas. Relative market shares merupakan  aksis horisontal menggambarkan pangsa pasar relatif. Istilah pangsa pasar relatif diukur secara relatif dari pesaing paling besar.
Keuntungan Model BCG adalah 1) memenuhi keinginan manusia terhadap taksonomi, pengelompokan bisnis yang berbeda; 2) menambahkan gagasan sederhana dengan implikasi arus kas yang diperlukan manager; 3) membawa bersama-sama sejumlah isu strategis penting dan memudahkan mereka dipahami dengan cepat; dan 4) salah satu penggunaan informasi Matriks Boston adalah menentukan posisi pesaing.
Selain keuntungan, model BCG memiliki kelemahan yaitu 1) pangsa pasar bervariasi tergantung pada definisi produk/pasar. Karena itu, suatu produk dapat saja dikelompokkan dalam sel yang berbeda, tergantung batasan pasar yang digunakan; 2) banyak kritik yang mendebat bahwa matrik pertumbuhan pangsa BCG adalah melebihi pasar produk dan dapat menyebabkan kurangnya perhatian manajemen terhadap faktor-faktor yang penting dalam strategi pemasaran; 3) tingkat pertumbuhan pasar  adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan daya tarik industry; 4) pangsa pasar relatif adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan kekuatan persaingan; 5) model BCG secara implisit mengasumsikan bahwa semua unit bisnis adalah independen satu dan lainnya kecuali untuk arus kas; dan 6) kerangka portfolio BCG dikembangkan untuk menyeimbangkan arus kas.
9.    GENERAL ELECTRIC MARKET ATTRACTIVENESS – BUSINESS POSITION MATRIX (GE MATRIX)
Dalam matriks GE, SBU dievaluasi dengan menggunakan 2 faktor yaitu market attractiveness and competitive position. Berlawanan dengan pendekatan BCG, setiap dimensi ini dianalisa kedalam sub-faktor yang mendukung setiap faktor.Model penilaian market attractiveness dan portfolio posisi bisnsi dikembangkan oleh General Electric USA dan dirancang untuk mengatasi beberapa masalah model matrik BCG.
Menggabungkan Matriks GE dilakukan dengan 3 tahap, seperti yang terlihat pada Figure 7.10, tahap 1, menentukan faktor-faktor dan posisi SBU dalam matriks GE; tahap 2, persiapkan matrik GE (memperkirakan posisi SBU); tahap , membuat rekomendasi strategis berdasarkan matrik GE.
Kelebihan Matriks GE adalah bahwa matriks GE menggunakan beberapa faktor untuk menilai SBU dan juga mengacu pada ROI; analisis GE lebih kaya dari analisis BCG karena lebih banyak faktor yang dipertimbangkan dan lebih fleksibel; banyak nilai pada pembahasan dan perdebatan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menimbang faktor-faktor yang relevan.  Di sisi lain,kelemahan matriks GE adalah tekniknya lebih susah daripada pendekatan BCG, dan memerlukan pengumpulan dan pengolahan data yang lebih ekstensif; evaluasi dan skoring SBU sangat subjektif. Subjectif dapat jadi masalah, khususnya ketika perencana tidak berpengalaman dalam menilai; hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor keseluruhan tidak disetujui.
10.  INTERNATIONAL PORTFOLIO ANALYSIS
Untuk menentukan pasar yang akan dilayani, managemen harus menguji secara simultan daya tarik produk potensial dan pasar negara dan posisi persaingan perusahaan dalam pasar. Suatu metode potensial untuk menganalisa secara simultan daya tarik pasasr dan posisi kompetitif perusahaan (unit bisnisnya, product range atau produknya) dalam pasar adalah analisis portfolio. Matriks yang digunakan untuk analisis portfolio internasional adalah mirip dengan matriks GE, tetapi faktor-faktor seperti risiko politik dan keuangan, kemampuan mentransfer uang, pajak dan subsidi, atau potensi standardisasi, mempengaruhi struktur portfolio. Faktor-faktor ini harus diperkenalkan untuk perbandingan untuk meningkatkan level informasi yang dimasukkan dalam analisis. Pasar dengan tingkat keuntungan yang besar dapat terancam karena adanya kekacauan politik, pergolakan agama atau batasan hukum bisnis. Analisis portfolio corporate menyediakan alat penting untuk menilai bagaimana mengalokasikan sumberdaya tidak hanya area georgrafis, tetapi juga seluruh produk bisnis yang berbeda (Douglas and Craig, 1995). Portfolio perusahaan global mewakili level tertinggi analisis dan mungkin saja terdiri atas operasional produk bisnis atau area geografis.
11.  PORTFOLIO ANALYSIS OF SUPPLIER RELATIONSHIPS
Selama 2 dekade terakhir, manfaat strategi suplier perusahaan telah meningkat pesat. Perubahan ini adalah biasa jika dipandang sebagai pergeseran dari manajemen pembelian ke suplai. Menurut perspektif ini, keunggulan kompetitif tidak lagi terletak pada kemampuan perusahaan, tetapi melainkan hubungan dan keterkaitan yang dapat diciptakan perusahaan dengan organisasi eksternal, termasuk suplier. Secara khusus, ditegaskan bahwa perusahaan pembeli cenderung lebih dan lebih: outsource kegiatan  yang tidak kritis; membangun hubungan parnership yang dekat dengan suplier; mengurangi dan memangkas basis suplier nya.
Pemasar Relationship, meyakini bahwa interdependensi mengurangi biaya transaksi dan menghasilkan kualitas lebih tinggi sambil manajemen memelihara biaya rendah daripada pemasaran pertukaran.  Berdasarkan model portfolio suplier (Kraljic, 1983), pendekatan dalam kajian ini menyarankan bahwa kekuatan dan risiko perilaku oportunis adalah dua faktor yang mempengaruhi strategi yang tepat ketika mengelola hubungan suplier. Karena itu, portfolio hubungan suplier yang berkaitan dengan pembelian dikategorikan berdasarkan daya tarik suplier dan kekuatan hubungan antara pembeli dan suplier (Olsen and Ellram, 1997).
Jenis-jenis Suplier  Berdasarkan penilaian dari model portfolio suplier, memungkinkan untuk mengembangkan jenis-jenis suplier menjadi 4 kategori yaitu kontraktual supplier, child supplier, mature supplier, dan parner supplier.
Keterllibatan suplier parner dalam pengembangan produk  Dalam banyak industri, perusahaan manufaktur memberikan tanggung jawab yang semakin besar kepada suplier khususnya dalam merancang, mengembangkan dan merekayasa produk. Tujuannya adalah untuk menggunakan kemampuan  dan keahlian teknologi suplier dengan lebih baik dan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas pengembangan produk (jangka pendek).







BAB 2 PENUTUP
1.    Kesimpulan
Mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil memerlukan kegiatan-kegiatan yang berbeda dari pesaing. Perusahaan harus memiliki misi perusahaan. Misi ini menjadi dasar untuk membuat perencanaan strategi pemasaran yang diawali dengan melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT membentuk struktur informasi internal dan eksternal kedalam empat kategori yaitu: kekuatan dan kelemahan (internal) serta peluang dan ancaman (eksternal).
Strategi pemasaran SBU berkaitan dengan bagaimana menciptakan keunggulan kompetitif dalam setiap SBU (kombinasi pasar produk). Model portfolio yang dapat digunakan PLC, BCG, GE/McKinsey untuk mengembangkan alternative strategi.
Model portfolio supplier merupakan pendekatan tiga tahap untuk mengelola supplier relationship. Tahap pertama adalah mengelompokkan komponen-komponen kedalam factor-faktor yang berbeda dalam model portfolio. Tahap kedua adalah mengelompokkan supplier berdasarkan daya tarik mereka terhadap perusahaan dan kekuatan buyer-suplier relationship. Tahap ketiga adalah menetapkan strategi untuk meningkatkan kekuatan supplier dan / atau hubungan dengan pembeli, agar dapat memberikan komponen yang diinginkan secara optimal.
Sumber:
Hollensen, Svend. (2010). Marketing Management: A Relationship Approach, 2nd Edition, Prentice Hall.


Rabu, 19 November 2014

MAKALAH


MAKALAH
“Penataan Produk”


Disusun oleh :
Ø  M Alwin Maulana
Ø  Herdiansyah
Ø  M Firman
Ø  M Akbar
Ø  Riki Mal
Ø  M Abdul Muis
Ø  M Rasid
Ø  M Ilham
Ø  Supendi
Ø  Siti Salmah
Ø  Oktavia Suryani

BAB  I
PENDAHULUAN

I.I  Latar Belakang Masalah
Mengembangkan sebuah usaha perdangan bukanlah hal mudah sebab majunya sebuah usaha bergantung pada manajemen bisnis.   Ketepatan pengembangan bisnis tersebut sangat dipengaruhi oleh konsep penjualan,  usaha pengembangan produk baru dan marketing konsep (seles consep)sangat menentukan laju pertumbuhan suatu perusahaan . oleh karena itu, dalam kegiatan sales consep tidak lepas dari promosi dan display barang.Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai menata produk atau yang lebih dikenal dengan istilah Display.
Display barang merupakan Salah satu lingkup pekerjaan penjualan yang memerlukan kekhususan atau spesialisasi dan memerlukan kemampuan analisis yang mendalam dan terstruktur. Kompetensi dalam Menata Produk yaitu tentang pengetahuan penataan barang (display produk) yang sesuai dengan standar dan spesifikasi perusahaan, pemajangan barang merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam keseharian operasional pengelolaan sebuah toko output yang dihasilkan dari aktivitas yang satu ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih bagi toko-toko ritel modern yang memiliki format layanan mandiri (swalayan) seperti minimarket, supermarket maupun hypermarket. tak heran jika display yang pada dasarnya merupakan bagian dari promosi ini sering juga disebut sebagai “the silent salesman”untuk itu dalam materi ini akan dibahas tentang bagaimana membuat perencanaan display, tujuan display dan syarat- syarat display yang baik.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penataan Produk
Penataan produk juga dikenal dengan istilah  display. Penataan produk (display) adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen.(Kusmawan Rusmandi;2010).
Menurut William J. Shults, “ Display consist of simulating customer attention and interst in a product or a store, and desire to buy the product patronize the store, through direct visual appeal.” Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
 Sedangkan Sopiah  dan Syihabudhin (2008:238 ) menyimpulkan, Display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan membeli.Display atau presentasi atau memajang barang sangat penting di lakukan oleh toko swalayan.Display yang baik akan membangkitkan minat pelanggan untuk membelinya.Definisi umum display adalah usaha yang di lakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membelinya.Jadi dapat disimpulkan bahwa penataan produk (display) adalah suatu cara penataan produk  yang dilakukan oleh perusahaan  dagang agar konsumen berminat dan tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut
Secara umum display dapat dibagi menjadi 3:
1.            Window display
Merupakan pemajangan barang dagangan di etalase atau jendela kegiatan usaha. Tujuan window display adalah untuk menarik minat konsumen sekaligus menjaga keamanan barang dagangan.
Fungsi window display :
·         Untuk menarik perhatian orang
·         Memancing perhatian terhadap dagang  yang dijual di toko
·         Menimbulkan impulse buying
·         Menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko
2.      Interior display
Interior display merupakan pemajangan barang dagangan di dalam toko.  Interior display banyak dipergunakan untuk barang-barang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Misalnya barang-barang seperti baju dan perhiasan.
Interior display dibagi menjadi 2 bagian :
1.               Open interior display
Open interior display adalah penataan barang dagangan di dalam kegiatan usaha dimana barang diletakkan secara terbuka, sehingga konsumen dapat melihat dan mengamati tanpa bantuan petugas.
2.                  Close interior display
            Close interior display adalah penataan barang dagangan di dalam kegiatan usaha dimana barang diletakkan dalam tempat tertentu, sehingga konsumen hanya dapat mengamatinya. Bila konsumen ingin mengetahui lebih lanjut, maka akan meminta bantuan maka ia akan meminta tolong pada pramuniaga untuk mengambilkan barang tersebut.

3.         

Eksterior display

Eksterior display adalah pemajangan barang dagangan di tempat tertentu di luar kegiatan usaha yang biasa digunakan. Pemajangan sistem ini banyak digunakan untuk promosi barang, pengenalan produk baru, penjualan istimewa seperti cuci gudang, discount dan sejenisnya. Untuk pemasaran secara tetap pemajangan sistem ini kurang optimal karena kelemahan faktor pengamanan, cuaca, pengiriman barang dan sebagainya. Intinya, eksterior display hanya tepat dipergunakan untuk kondisi penjualan tertentu.
2.2  Tujuan dan Fungsi Penataan Produk
Display produk dapat dikatan sebagai suatu promosi yang sangat mempengaruhi daya tarik dan minat pelanggan untuk membeli sebuah prodak yang kita pajang disebuah toko.penataan produk memiliki  tujuan ,yaitu :
·         Attention and interest
Attention and interest artinya menarik perhatian pembeli    dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya.
·         Desire and action customer
Desire and action costumer artinya untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko, kemudian melakukan pembelian. Sebuah display diharapkan dapat memicu emosional terhadap sekilas pandang. Disain produk yang tertangkap langsung dari luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke dalam toko tersebut.  

2.3    Klasifikasi produk dalam display
Makna produk,menurut J.santon,adalah suatu sifat yang kompleks,baik dapat di raba maupun tidak dapat di raba,termasuk bungkus,warna,harga,prestise perusahaan dan pengecer,serta pelayanan perusahaan yang di terima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Barang barang tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu:
1.      Kelompok barang berdasarkan kepuasan dan kesejahteraan konsumen jangka     panjang.
·         Solutary product(barang yang bermanfaat)
·         Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tapi bermanfaat sangat tinggi pada konsumen dalam jangka panjang.contoh:detergen dengan fosfat yang sangat rendah.
·         Deficient product(barang yang kurang sempurna),
·         Deficient product yaitu barang – barang yang tidak mempunyai manfaat tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat bagi konsumen. Contoh : obat-obatan yang rasanya pahit tetapi tetap manjur mengobati penyakit.
·         Pressing  product ( barang yang sifatnya menyenangkan )
·         Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan pada si pembeli akan tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang tersebut. Contoh : rokok, minuman keras dll.
·         Desirable product ( barang yang sangat diperlukan)
·         Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh: makanan dan minuman yang bergizi.
2.4  Syarat – syarat  Penataan Produk ( Display )
Menyusun barang dagangan juga merupakan salah satu hal yang tidak kalah pentingnya, karena ini merupakan kesan pertama dari pengunjung toko tersebut, oleh karena itu barang-barang dagangan yang dipajang didalam ruangan toko maupun di etalase harus ditata sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi, serasi dan menarik bagi setiap orang terutama calon pembeli,untuk penataan barang-barang ini diperlukan keahlian khusus, kreasi dan seni yang tinggi jadi tidak setiap orang bisa menata sendiri,agar penataan terlihat menarik, perlu menyewa orang-orang yang ahli dalam dekorasi dalam penataan barang/pemajangan, dengan harapan, hal ini bisa dipakai sebagai dasar atau contoh atau acuan untuk penataan berikutnya, penataan barang sebaiknya setiap saat diubah agar tidak membosankan dan disesuaikan dengan keadaannya, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana bentuk, warna, ukuran, tempat dan perlengkapan-perlengkapan lainnya itu dipadukan sehingga penataan barang-barang itu kelihatan rapi dan menarik, yang pada akhirnya akan bisa menarik pengunjung/calon pembeli/pelanggan tertarik untuk memiliki barang-barang tersebut. Pemajangan barang dagangan adalah seni (applied art) dan merupakan unsure promosi yang cepat berkembang serta merupakan unsur yang dirasakan sangat penting ,terutama dilihat dari fungsinya yaitu untuk memperkenalkan barang dagangan ,untuk menarik perhatian pengunjung
dan untuk melihat dan memegang barang dagangan yang kita pajang .
Menata barang dagangan (Display) harus dilengkapi dengan informasi keadaan toko dan barang yang dijualnya, hal ini dimaksudkan agar calon pembeli lebih mengenal barang dan semakin besar peminat untuk mengadakan transaksi. Semakin banyak barang yang ditampilkan ,semakin mudah pula calon pembeli menentukan pilihannya, oleh karena itu display harus disajikan berdasarkan sudut pandang pembeli. Selain menata barang dagangan, yang perlu diperhatikan juga adalah penataan ruangan toko (lay out) sebagai sarana strategis yang dapat dimanfaatkan dengan efektif untuk ditata apik sehingga memberikan ruang gerak yang bebas bagi calon pembeli, dengan ruang gerak yang bebas, calon pembeli merasakan kenikmatan dalam berbelanja,disisi lain toko juga harus memberikan kemudahan calon pembeli untuk memilih barang barang yang dibutuhkannya,maka letakkanlah barang dengan posisi mudah dilihat dan dijangkau.

2.5  SOP ( Standart Operating Procedure) Penataan Produk dari suatu perusahaan
SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standart) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli.
Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk menata produk antara lain :
·         Labelling : untuk membantu memperlancar operasional dalam memproduksi suatu barang
·         Ketentuan label memuat informasi tentang : tanggal receiving, kode barang ,kode supplier, bar code, harga jual (tidak selalu ada), memeriksa kesesuaian antara brand (merk) ,article (type),size(ukuran)
·         Penggunaan ruangan 
Hal-hal yang harus dilakukan dan dijalankan dalam penataan produk :
·         Produk ditempatkan dalam kategorinya
·         Facing /jumlah tier produk sesuai dengan market share
·         Pengaturan secara horizontal atau vertical untuk masing-masing jenis brand.
·         Pengaturan produk sesuai dengan arah lalu lintas pengunjung .
·         Rotasi produk  FIFO (First In First Out) artinya dalam persediaan barang produk yang pertama masuk ,barang itulah yang pertama dikeluarkan ,perhatikan expire date-nya.


BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Penataan produk (display) adalah suatu cara penataan produk  yang dilakukan oleh perusahaan  dagang agar konsumen berminat dan tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Penataan produk memiliki beberapa tujuan yaitu attention and interest, desire and action customer, selain itu juga mempunyai tujuan untuk menciptakan citra niaga/store image , meningkatkan pembeli , memperkenalkan barang baru, meningkatkan keuntungan.  
Klasifikasi produk dalam display di kelompokkan menjadi dua
yaitu  kelompok barang berdasarkan kepuasan dan kesejahteraan konsumen jangka panjang meliputi : Solutary product, Deficient product, Pressing  product, Desirable product . Kelompok barang menurut tujuan pemakaian meliputi: barang suku cadang,barang modal,pembekalan dan pelayanan) , Barang-barang di supermarket,(departemen food,departemen non food, departemen house hold,departemen toys, departemen stationary, jenis,sifat dan spesifikasi barang supermarket) , Syarat – syarat  penataan produk ( display ) yaitu  Menata barang dagangan (Display) harus dilengkapi dengan informasi keadaan toko dan barang yang dijualnya, hal ini dimaksudkan agar calon pembeli lebih mengenal barang dan semakin besar peminat untuk mengadakan transaksi. Pengaturan display yang logis menuju pada keinginan pembeli untuk mengambil barang dengan mempertimbangkan : Produk yang tepat ( cocok ), Tempat yang benar, Saat yang pas, Susunan yang memikat, Harga yang menarik. syarat dalam mewujudkan display yang baik yaitu : Display harus bersih dan rapi, Display harus mampu membuat barang-barang yang di pajang menjadi mudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau , Display harus memperhatikan aspek keamanan, Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, Display harus terlihat menarik dan memberi kesan yang berbeda pada pengunjung toko.